Skip to content (Press Enter)

Ide kreatif terwujud dengan Dropbox

Anda memiliki proses kreatif sendiri. Namun, apakah Anda memaksimalkan alat yang ditawarkan Dropbox untuk meningkatkan pekerjaan? Ketahui cara tiga profesional mengintegrasikan Dropbox ke dalam rutinitas harian mereka.

Photographer Josh Edelson mengamati lanskap sambil berdiri di jalan dengan kamera dan emblem pers di lehernya.

Tidak ada dua pekerja kreatif yang mirip. Meskipun memiliki peran yang sama atau berkolaborasi pada suatu proyek, masing-masing memiliki prosesnya sendiri untuk mengubah ide menjadi produk akhir.

Kami mengobrol dengan musisi, pengarah kreatif, dan fotografer untuk mengetahui peran penting Dropbox dalam mewujudkan ide mereka.

 

Miguel Soltero: Penulis lagu, produser, dan teknisi di Chromatic 12

 

Penulis lagu, produser, dan teknisi Miguel Soltero tersenyum saat duduk di studionya dengan gitar di latar belakang.

Sebagai kolaborator musik lepas yang bekerja dalam berbagai genre, Miguel tidak pernah tahu seperti apa harinya nanti. Dia sering kali mengambil peran sebagai penulis lagu, teknisi rekaman, mixer, dan bahkan pelatih vokal dalam perjalanannya untuk menghasilkan lagu, pengisi suara, atau proyek audio yang sempurna. Dengan maraknya pekerjaan jarak jauh selama beberapa tahun terakhir, dia merasa bahwa Dropbox adalah cara yang paling efisien untuk menyimpan dan mengirim file audio berukuran besar secara instan.

“Anda akan menemukan sesi Pro Tools, trek awal, file WAV, MP3, dan hampir semua jenis file audio ada di Dropbox saya”, kata Miguel. “Dan dengan fitur penanda langsung dan kemampuan untuk menambahkan komentar berdasar stempel waktu yang dimiliki platform, tidak perlu menebak-nebak untuk mencari tahu apa yang disampaikan oleh klien dan kolaborator saya selama proses kreatif.”

Setiap proyek dimulai dengan Miguel mengirimkan tautan Dropbox agar kliennya dapat membagikan file pekerjaan dan sesi rekaman mereka.

“Mereka akan memulai sesi dan melakukan rekaman di tempat mereka dari mana saja di dunia, mempostingnya ke Dropbox, dan kemudian saya dapat langsung mendengarkannya di studio saya,” katanya. “Dan dalam sesi yang sama, saya dapat menambahkan hasil edit dan pekerjaan teknik saya dan menghasilkan rekaman campuran profesional hampir secara real-time.”

 

Kemudahan berbagi file secara online penting bagi proses kreatif Miguel. “Mampu menyinkronkan file secara instan dan mengirimkannya klien dalam hitungan detik sudah luar biasa bagi saya,” katanya.

Karena pada dasarnya Miguel sangat teratur, dia melihat Dropbox sebagai alat yang sempurna untuk meningkatkan proyeknya ke kualitas studio secara cepat dan efisien. Proses pembuatan musik pada akhirnya terasa kohesif dan lancar, meskipun semua pihak yang terlibat tidak dapat berada di studio bersama.

 

David Tucker: Direktur kreatif di Polychrome, LLC

 

 

Direktur kreatif David Tucker duduk dengan tangan terlipat di depan komputer desktop di kantornya.

Sebagai direktur kreatif lepas dan penuh waktu, David bekerja sama dengan banyak klien untuk menangani berbagai permintaan kreatif. Dari menawarkan pekerjaan baru hingga mendesain kemasan produk, logo, dan hasil akhir lainnya untuk berbagai merek CPG, dia membuat klien senang dengan mempertahankan struktur file yang konsisten dan tertata rapi di Dropbox.

Saat proyek baru dimulai, David beralih ke Dropbox Sign untuk mendapatkan tanda tangan pada kontrak penting dengan cepat dan aman. Dia tidak pernah membuang waktu membuat dokumen baru karena Dropbox memungkinkannya menyimpan templat dari semua formulir standar di tempat yang sama. 

“Saya bisa masuk ke folder untuk mencari jenis dokumen itu, menambahkan alamat email baru, dan mengirimkannya untuk ditandatangani—dokumen dikirimkan dalam hitungan detik,” katanya.

Setelah kontrak ditandatangani, David menggunakan Dropbox Paper sebagai alat manajemen proyek untuk membuat kronologi dan membuat daftar tugas. Dia menekankan bahwa Paper lebih dari sekadar dokumen word. Faktanya, Paper adalah metode andalannya untuk memastikan bahwa semua pihak tetap selaras dengan penjadwalan dan hasil akhir.

Setelah David siap memberikan pekerjaannya kepada klien untuk ditinjau, dia mengirimkan file melalui tautan dari Dropbox. Dengan cara tersebut, setiap pemangku kepentingan dapat menambahkan komentar secara langsung ke file yang diterima. 

“Dengan semua umpan balik dalam dokumen yang sama, saya tidak perlu membuka percakapan, email, atau hal-hal lain yang telah dikirim bolak-balik oleh klien—semuanya ada di satu tempat,” ujarnya.

Ketika mengirimkan file ke beberapa pihak, David memercayakan pada Dropbox Transfer untuk membuat proyeknya terus berjalan.

“Saya merasa tenang karena dapat mengetahui siapa yang melihat sesuatu, siapa yang menandatanganinya, apakah semua orang menerima file yang tepat, dan file dapat dengan mudah diakses. Bahkan saya dapat membatasi siapa yang memiliki akses”, katanya.

Penambahan tingkat keamanan ini penting bagi David dan kliennya. Hal ini membuat mereka yakin bahwa pekerjaan mereka tidak akan berakhir di tangan yang salah.

Mulai dari mendapatkan tanda tangan hingga mengirimkan file dengan aman dan menggabungkan umpan balik, David mengandalkan Dropbox agar tetap teratur ketika menangani beberapa proyek sekaligus. 

“Setiap kali membeli komputer baru, ini adalah aplikasi pertama yang saya unduh,” katanya.

 

Josh Edelson: Fotografer di Edelson Photography

 

Fotografer Josh Edelson bekerja menggunakan komputer laptopnya sementara pemandangan gelap berasap terlihat di latar belakang.

Fotografi profesional membawa Josh ke berbagai tempat. Baik dia sedang meliput kebakaran hutan California untuk surat kabar nasional atau memotret foto headshot kelas atas untuk perusahaan teknologi besar, Josh selalu bepergian. Ketika dia perlu mengakses atau memperbarui arsipnya dari jarak jauh, dia beralih ke Dropbox.

Josh telah menggunakan Dropbox selama lebih dari satu dekade—dia menganggapnya sebagai cara paling efisien untuk mengakses, membagikan, dan menyimpan file miliknya. Satu hari, dia mentransfer foto ke editor berita saat dikelilingi oleh api, sementara di hari lain dia menjual gambar arsip dari kedai kopi di negara lain. 

“Saya cukup mencari kata kunci tertentu di ponsel dan dalam 15 detik, saya menemukan foto yang ingin saya jadikan referensi”, kata Josh. 

Selain aksesibilitas, dia tahu bahwa semua pekerjaannya dicadangkan jika terjadi sesuatu pada perangkatnya.

Josh membagikan file foto dengan kolaborator dan klien langsung melalui Dropbox. Ketika merekrut editor untuk membantunya, dia membuat folder terpisah yang hanya berisi foto yang relevan.

“Memiliki opsi untuk memberi editor dan klien saya tautan unduhan langsung sangat penting bagi saya karena mereka langsung dapat mengakses semua file yang mereka butuhkan,” ujarnya.

Karena sering menghabiskan waktu untuk bepergian, Josh tidak hanya menyimpan file pekerjaannya di Dropbox. 

“Saya menggunakannya untuk semua data digital yang saya miliki—seperti formulir pajak, pindaian foto masa kecil, dan bahkan seluruh koleksi musik saya,” katanya. 

Dia juga mengatakan bahwa kemampuan untuk mengakses foto dan dokumen pribadi dari mana saja dan kapan saja tidak hanya penting untuk proses kerjanya—tetapi juga untuk kehidupan pribadinya.

Dropbox membuat setiap proses kreatif berjalan lancar

Masing-masing profesional kreatif ini mungkin memiliki cara sendiri dalam menangani proyek, tetapi mereka semua telah mengintegrasikan Dropbox dalam alur kerja mereka. Baik melalui kolaborasi real-time, siklus peninjauan tanpa hambatan, atau pengarsipan digital, Dropbox membantu mereka agar tertata rapi dan memberikan pekerjaan terbaik.