Skip to content (Press Enter)

Cara membuat dan menggunakan alur kerja manajemen proyek dalam 8 langkah mudah

Sudahkah Anda memiliki alur kerja manajemen proyek yang jelas? Jika belum, Anda melewatkan manfaat seperti peningkatan efisiensi, akuntabilitas, komunikasi, dan masih banyak lagi. Pelajari cara membuat dan menggunakan alur kerja manajemen proyek dalam delapan langkah sederhana.
Seorang profesional kreatif menunjukkan tablet digital kepada kolega di meja sebuah kantor.

Manajer akun, programer, copywriter, atau profesi lainnya memerlukan pendekatan metodis untuk merencanakan, melaksanakan, dan mengakhiri proyek guna memastikan alur kerja yang efisien di sepanjang siklus proyek. 

Mulai dari proses penciptaan ide hingga penyelesaian proyek, alur kerja manajemen proyek memberikan struktur dan stabilitas yang memperkuat kerja sama tim serta membantu Anda menghasilkan karya terbaik. Jika tidak diterapkan, Anda mungkin melewatkan berbagai manfaat—mulai dari peningkatan efisiensi hingga kerja sama tim yang lebih baik.

Dalam panduan ini, kami akan memperkenalkan alat dan elemen utama untuk membuat alur kerja manajemen proyek yang sukses.

Dua kolega sedang berdiskusi menggunakan papan tulis di sebuah kantor.

Cara membuat alur kerja manajemen proyek yang sukses

Berikut adalah langkah-langkah untuk mengembangkan alur kerja Anda, lengkap dengan contoh penerapannya masing-masing:

1. Identifikasi tujuan proyek

Tentukan dengan jelas sasaran dan tujuan proyek—seperti hasil yang diharapkan. Buat garis besar hal yang ingin Anda capai dengan proyek tersebut, hasil yang diharapkan, serta cara mengukur kesuksesan.

Dengan menetapkan tujuan proyek sejak awal, setiap orang yang terlibat akan lebih memahami hal yang perlu dilakukan serta cara bekerja untuk mencapai sasaran bersama.

Saat menentukan sasaran, pertimbangkan persyaratan atau hambatan tertentu yang dapat memengaruhi proyek. Anda juga harus menetapkan indikator kinerja utama (KPI) yang akan mengukur kesuksesan proyek. KPI ini harus spesifik, terukur, dapat dicapai, relevan, dan berbatas waktu (SMART), serta harus memberikan indikasi yang jelas apakah proyek berjalan sesuai rencana untuk mencapai hasil yang diinginkan.

Contoh: Meluncurkan situs web baru untuk meningkatkan kehadiran online dan pengalaman pengguna.

2. Buat rincian tugas 

Bagi proyek menjadi tugas-tugas yang lebih kecil dan mudah dikelola. Hal ini mempermudah proses pembagian tanggung jawab kepada anggota tim, memantau progres, dan mengidentifikasi potensi hambatan atau tantangan yang mungkin muncul.

Membagi tugas menjadi tugas-tugas yang lebih kecil dapat membuat proyek lebih mudah diselesaikan. Pekerjaan sehari-hari terasa lebih terstruktur karena Anda dapat mengatur waktu menurut prioritas tugas

Contoh: Membagi peluncuran situs web menjadi tugas-tugas seperti pembuatan desain, pembuatan konten, pengembangan, pengujian, dan publikasi.

Kolega melihat serangkaian catatan tempel di dinding kaca sebuah kantor modern.

3. Urutkan tugas

Setelah tugas dipecah menjadi bagian-bagian yang lebih mudah dikelola, Anda perlu menyusunnya secara logis untuk memastikan kelancaran alur. 

Saat menyusun, pertimbangkan ketergantungan antartugas dan alur kerja secara keseluruhan. Bagaimana urutan yang paling efisien dan efektif untuk menyelesaikan pekerjaan sebaik mungkin?

Salah satu cara menyusun tugas adalah dengan membuat rencana proyek, kronologi, atau peta strategi yang menguraikan urutan tugas beserta tenggat waktunya. Cara ini dapat membantu Anda memprioritaskan tugas dan mengalokasikan sumber daya sesuai kebutuhan—jangan lupa untuk mengomunikasikan hal ini kepada anggota tim Anda!

Contoh: Fase mendesain situs web dilakukan sebelum fase pengembangan—pembuatan konten dilakukan sebelum publikasi.

4. Delegasikan tanggung jawab

Alokasikan tugas yang sudah diurutkan berdasarkan keterampilan dan keahlian anggota tim. Pertimbangkan keterampilan dan keahlian masing-masing individu dan delegasikan tugas sesuai dengan keahlian mereka.

Pendekatan ini juga membantu meningkatkan moral dan motivasi, karena anggota tim cenderung lebih merasa percaya diri dan mampu mengerjakan tugas yang dikuasai.

Dengan memanfaatkan kemampuan unik setiap anggota tim, Anda dapat memaksimalkan produktivitas dan mencapai hasil yang lebih baik secara keseluruhan.

Contoh: Memberikan tugas desain kepada desainer grafis yang ahli mendesain antarmuka pengguna, dan tugas pembuatan konten kepada penulis.

5. Tetapkan tenggat waktu

Tetapkan kronologi dan tanggal jatuh tempo yang realistis untuk menyelesaikan tugas. Dengan menetapkan tenggat waktu yang dapat dicapai, Anda dan tim Anda dapat memprioritaskan pekerjaan dan menyelesaikannya sesuai rencana. Jika dilakukan dengan baik, hal ini dapat mencegah penundaan dan kelelahan tim, serta menetapkan ekspektasi yang wajar untuk pemangku kepentingan.

Ada beberapa hal yang perlu Anda pertimbangkan saat menetapkan tenggat waktu. Tingkat kompleksitas tugas atau hasil akhir, sumber daya yang tersedia, dan hambatan atau kendala apa pun yang dapat menghalangi Anda memenuhi tonggak pencapaian proyek.

Dengan mempertimbangkan faktor-faktor tersebut, Anda bisa selalu bekerja secara tangkas dan membuat jadwal realistis yang mempertimbangkan penundaan tak terduga sambil tetap memastikan tenggat waktu terpenuhi.

Contoh: Menetapkan penyelesaian desain selama dua minggu sebelum pembuatan konten dan empat minggu sebelum pengembangan atau pengujian—agar selesai sesuai rencana dan memenuhi seluruh tenggat waktu proyek.

Seorang pekerja profesional jarak jauh menghadiri panggilan video dari kantor di rumahnya.

6. Kolaborasi dan komunikasi

Gunakan alat manajemen proyek dengan fitur seperti pengotomatisan, obrolan, dan berbagi file untuk kolaborasi tanpa hambatan.

Dropbox menghadirkan berbagai integrasi yang dapat membantu Anda menyederhanakan pekerjaan proyek dan berkolaborasi lebih efektif dengan kolega. Salah satu integrasi ini adalah Slack, yang memungkinkan Anda berbagi file, mengirim pesan kepada orang lain di Slack dari file Dropbox, melihat siapa yang membagikan file Anda di Slack, dan banyak lagi.

Kemampuan berbagi file Dropbox memungkinkan anggota tim berbagi dokumen, gambar, dan file terkait proyek lainnya dengan mudah. Semua orang dapat mengakses informasi yang dibutuhkan dengan cepat dan mudah karena tidak ada lagi rantai email yang panjang atau sistem penyimpanan file yang membingungkan.

Contoh: Menggunakan alat yang memungkinkan anggota tim berkomunikasi, berbagi maket desain, dan memberikan umpan balik secara real -time.

7. Pantau progres

Terus pantau status proyek dengan memeriksa penyelesaian tugas dan seluruh progres proyek secara rutin.

Memantau penyelesaian tugas memungkinkan Anda dapat mengidentifikasi potensi hambatan atau penundaan yang dapat menghambat progres. Anda jadi dapat bersikap proaktif, alih-alih reaktif, dalam menangani masalah dan menjaga proyek tetap berjalan sesuai rencana.

Selain itu, pemantauan progres secara keseluruhan membantu memberikan gambaran yang jelas mengenai seberapa dekat Anda dalam mencapai sasaran akhir. Informasi ini dapat digunakan untuk membuat keputusan yang matang mengenai alokasi sumber daya, kronologi pengiriman, serta prioritas.

Contoh: Mengadakan rapat mingguan untuk meninjau tugas yang sudah selesai, mengidentifikasi tantangan, dan menyesuaikan kronologi jika diperlukan.

8. Mampu beradaptasi

Bersikaplah terbuka terhadap penyesuaian seiring berkembangnya proyek karena tantangan tidak terduga mungkin saja terjadi. Masalah dapat timbul secara tiba-tiba dan rencana awal Anda mungkin perlu disesuaikan atau diubah untuk menjaga kesuksesan proyek.

Dengan bersikap fleksibel dan memanfaatkan perangkat lunak manajemen proyek seperti Dropbox, Anda dapat mengatasi kendala apa pun dan menemukan solusi kreatif untuk bangkit dari kemunduran. Hasil proyek yang sukses dan efisien dapat dicapai dengan menerima perubahan dan bersedia melakukan penyesuaian sesuai kebutuhan.

Contoh: Bersikap proaktif jika terjadi penundaan desain atau pengembangan yang tidak terduga—bersikap fleksibel dalam menyesuaikan kronologi dan mengalokasikan kembali sumber daya.

Seorang pengguna Dropbox memilih fitur “Kirim dan lacak” untuk file PDF bernama “Perjanjian Klien.”

Manfaat menggunakan alur kerja manajemen proyek

Berikut beberapa alasan mengapa Dropbox merupakan alat yang ideal untuk memastikan alur kerja manajemen proyek menghasilkan bisnis yang rapi dan produktif:

  • Peningkatan efisiensi: Alat manajemen proyek membantu tim bekerja lebih efisien dengan menyederhanakan komunikasi, kolaborasi, dan berbagi file
  • Akuntabilitas: Dropbox memudahkan pemantauan progres tugas dan membuat anggota tim bertangung jawab atas pekerjaan mereka
  • Memudahkan komunikasi: Alat kolaborasi Dropbox mempermudah anggota tim berkomunikasi dengan satu sama lain, baik di dalam maupun di luar kantor
  • Sprint cepat dan kronologi proyek: Templat rencana proyek Dropbox Paper membantu tim bekerja sesuai rencana dan memenuhi tenggat waktu dengan memberikan gambaran yang jelas mengenai progres proyek
  • Berubah seiring perubahan kebutuhan: Kolaborasi konten tanpa hambatan memudahkan adaptasi terhadap perubahan persyaratan proyek karena tim dapat mengubah alur kerja mereka dengan cepat dan mudah

Fitur pelacakan dan analitik file dari Kirim dan lacak juga memungkinkan Anda mendapatkan wawasan terkait semua pekerjaan penting dan lebih menyempurnakan alur kerja Anda.

Tingkatkan manajemen proyek Anda

Alur kerja manajemen proyek yang terstruktur dengan baik sangat penting untuk semua jenis proyek dan bisnis dari berbagai ukuran. 

Dengan mengikuti langkah-langkah yang diuraikan dalam artikel ini, Anda dapat membuat alur kerja yang dapat meningkatkan efisiensi, akuntabilitas, komunikasi, dan produktivitas Anda. Rangkaian alat manajemen proyek Dropbox membantu Anda menerapkan alur kerja dan melampaui sasaran proyek Anda.

Jelajahi alat dan fitur yang tepat untuk membangun alur kerja manajemen proyek yang efektif dan membuahkan hasil.

Tingkatkan alur kerja proyek Anda.

Coba Dropbox gratis